Rabu, 22 November 2017

The deference of fraud tree old and new

Fraud Tree

AFCE menggambarkan skema atau diagram tentang jenis-jenis fraud dan/atau korupsi dengan nama Fraud Tree. Fraud Tree memberikan gambaran cabang-cabang dari fraud dalam hubungan kerja serta ranting dan anak ratingnya. Fraud tree memiliki tiga cabang utama, yaitu corruption, asset missappropriation, dan fraudelent statements. Berikut merupaka perkembangan dari Fraud Tree Lama dan Baru:





Corruption
Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang. Maka dari itu pelaku korupsi ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi. Corruption memiliki empat bentuk, yaitu:
1)      Conflict of interest (konflik kepentingan).
  Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan bertindak atas nama pihak ketiga dalam melakukan pekerjaannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam pekerjaannya yang dilakukannya. Jika konflik kepentingan karyawan tidak dikehaui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian keuangan, maka telah terjadi kecurangan.
2)      Bribery ( Penyuapan)
Penyuapan sendiri merupakan pemberian, penawaran, permohonan untuk menerima, atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk mempengaruhi seorang pejabat dalam melakukan kewajiban sahnya. Biasanya orang melakukan ini karena menginginkan apa yang dikehendakinya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keinginannya.
3)      Illegal gratuities (Hadiah Ilegal)
Hadiah ilegal (illegal gratuity) melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran , atau permohonan untuk menerima sesuatu yang bernilai karena telah melakukan tindakan yang resmi. Skema ini hampir sama dengan penyuapan, tetapi transaksinya terjadi setelah tindakan resmi tersebut dilakukan.
4)      Economic Extortion (Pemerasan Ekonomi)
Pemerasan secara ekonomi adalah penggunaan (atau ancaman untuk melakukan) tekanan (termasuk sanksi ekonomi) terhadap seseorang atau perusahaan, untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Istilah berharga dapat berupa aset keuangan atau ekonomi, informasi, atau kerja sama untuk mendapatkan keputusan yang berguna mengenai sesuatu yang sedang dipermasalahkan.

Asset Misappropriation  
Asset Misappropriation merupakan penyalahgunaan aset perusahaan yang dilakukan oleh manager atau karyawan sebuah perusahaan. Aset yang disalahgunakan bisa berupa kas dan non-kas seperti persediaan ataupun aset lainnya.
Pada penyalahgunaan aset berupa kas terdapat tiga jenis yaitu larceny, fraudulent disabursement, dan skimming. Larceny yaitu menyalahgunakan uang ketika uang sudah masuk di perusahaan. Seperti menyalahgunakan uang kas yang ada di perusahaan, dari deposito dan lain-lain. Fraudulent disbursement (penipuan pencaian) ada lima jenis, yaitu skema pembebanan tagihan (billing schemes), skema pembayaran gaji (payroll schemes), skema penggantian biaya (expense reimbursement schemes), pemalsuan cek (check tampering) dan pengeluaran yang sudah masuk dalam cash register (register disbursement). Sedangkan skimming yaitu menyalahgunakan uang sebelum uang tersebut masuk ke perusahaan. Penyalahgunaan dalam skimming bisa melalui penjualan, penerimaan, pengembalian dan lain-lain.Pada penyalahgunaan aset berupa non-kas seperti persediaan dan lain-lain terdapat dua jenis yaitu menyalahgunakan (misuse) dan larceny.

Fraudulent Statement (kecurangan pencatatan)
Fraudulent statements atau kecurangan dalam pencatatan laporan merupakan jenis kecurangan yang berhubungan dengan laporan keuangan. Kecurangan jenis ini biasanya dilakukan oleh perusahaan ketika perusahaan menginginkan atau hendak melakukan sesuatu. Jenis kecurangan ini yang biasanya menjadi perhatian lebih oleh auditor. Kecurangan dalam penulisan laporan ini bisa berupa penulisan catatan keuangan maupun non-keuangan.


Kamis, 16 November 2017

Evolusi teori fraud

FRAUD
Fraud adalah suatu bentuk yang disengaja/direncakan demi keuntungan dan kemakmuran pribadi/perseorangan atau untuk merusak/mengganggu kehidupan dan kekayaan orang lain.

FRAUD  TRIANGLE


Fraud triangle adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey dengan mengemukakan hipotesis mengenai fraud triangle untuk menjelaskan alasan mengapa orang melakukan fraud. Cressey mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang mendukung seseorang melakukan fraud, yaitu yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi), sebagaimana tergambar berikut ini:


         Pressure

Pressure (tekanan) memiliki berbagai arti, di antaranya keadaan di mana kita merasa ditekan, kondisi yang berat saat kita menghadapi kesulitan, sesuatu yang dapat membuat kita meningkatkan perhatian dalam melakukan tindakan, meningkatkan ingatan dan kemampuan untuk mengingat. Dengan kata lain, pressure Dapat meningkatkan kinerja. Akan tetapi, di lain pihakdapat menjadi salah satu sumber dari munculnya fraud dan akhirnya menjadi salah satu elemen dari fraudtriangle. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pressure adalah sebuah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan fraud.

         Opportunity

Opportunity adalah peluang / kesempatan yang dapat kita pahami sebagai situasi dan kondisi yang ada pada setiap orang atau individu. Situasi dan kondisi tersebut memungkinkan seseorang bisa berbuat atau melakukan kegiatan yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling mendasari terjadinya kecurangan. Peluang ini dapat muncul kapan saja, sehingga pengawasan dan kontrol internal perusahaan sangat diperlukan untuk mengantasipasi kemungkinan adanya peluang seseorang melakukan kecurangan.

         Rationalization

Menurut Spillane (2003), rasionalisasi adalah sebuah gaya hidup dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan prinsip yang menyatukan, secara tidak langsung rasionalisasi menyediakan cara untuk membenarkan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan keadaan yang ada. Cara berasionalisasi yang sering terjadi adalah memindahkan kebenaran dasar sejajar dengan prestasi yang tidak tepat, namun sebaliknya rasionalisasi ini hanya akan menghasilkan penghargaan diri yang palsu.

FRAUD SCALE


Menurut teori Fraud Scale ini, penyebab terjadinya fraud sama dengan teori fraud triangle. Dan teori scale ini merupakan teori lanjutan dari teori Fraud Triangle yang merupakan pengukuran dari teori tersebut. Dalam scale dijelaskan bahwa kemungkinan tindakan penipuan dapat dinilai dengan mengevaluasi kekuatan tekanan, kesempatan dan integritas pribadi. Tekanan yang tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi rendah memungkinkan resiko terjadinya fraud tinggi. Sebaliknya tekanan yang rendah, kesempatan kecil, dan integritas pribadi tinggi menyebabkan resiko terjadinya fraud rendah. Tujuan teori ini adalah untuk mengukur kemungkinan pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab.Teori ini berlaku untuk beberapa pelanggaran salah satunya pelanggaran yang mengarah ke penipuan laporan keuangan. Sumber tekanan menurut teori ini adalah perkiraan penjualan dan laba manajemen.

FRAUD DIAMOND




Pada awalnya Cressey melakukan penelitian kepada 113 orang yang melakukan pelanggaran hukum dibidang penggelapan uang di perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa alasan yang mendorong seseorang melakukan fraud ada 3 yang tergabung dalam Fraud Triangle yang sudah dijelaskan diatas.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, ditemukan 1 faktor lagi yang merupakan alasan seseorang melakukan kecurangan. Berikut penjelasannya :

      Tekanan (Pressure)

Pressure adalah sesuatu yang mendorong orang melakukan kecurangan dapat disebabkan oleh tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja.
Tekanan/motif ini sesungguhnya mempunyai dua bentuk yaitu :
a. Bentuk nyata (direct) ini adalah kondisi kehidupan nyata yang dihadapi oleh pelaku   seperti kebiasaan sering berjudi, party/clubbing, atau persoalan keuangan.
b. Berikutnya adalah bentuk Persepsi (indirect) yang merupakan opini yang dibangun oleh pelaku yang mendorong untuk melakukan kecurangan seperti executive need.
Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada tekanan/motif yang dapat mengakibatkan keempat kondisi tersebut adalah :
a. financial stability,
b. external pressure,
c. personal financial need, dan
d. financial targets.
         Kesempatan (Opportunity)

Kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan oleh pengendalian internal yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit & sikap apatis. Hal yang paling menonjol di sini adalah pengendalian internal. Pengendalian internal yang tidak baik akan memberi peluang orang untuk melakukan kecurangan.
Menurut SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang/kesempatan pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori kondisi tersebut adalah
a. nature of industry,
b. ineffective monitoring, dan
c. organizational structure
         Rasionalisasi (Rationalization)

Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku selalu mencari pembenaran atas perbuatannya. Sikap atau karakter yang dimiliki pelaku, akan menentukan rasionalisasi atas pembenaran kecurangan yg dilakukan, contohnya bagi mereka yang umumnya tidak jujur, mungkin lebih mudah untuk merasionalisasi penipuan.
     Kemampuan (Capability)

Dalam kenyataannya ternyata ada satu faktor lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu Individual capability. Individual capability adalah sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan. Pada elemen Individual Capability terdapat beberapa komponen kemampuan (Capability) untuk menciptakan fraud yaitu :
1.         posisi/fungsi seseorang dalam perusahaan,
2.         kecerdasan (brain)
3.         tingkat kepercayaan diri/ego (confident/ego),
4.         kemampuan pemaksaan (coercion skills)
5.         kebohongan yang efektif (effective lying), dan
6.         kekebalan terhadap stres (immunity to stress).

Dalam fraud diamond, sifat-sifat dan kemampuan individu memainkan peran utama dalam terjadinya fraud. Banyak kecurangan-kecurangan besar tidak akan terjadi tanpa orang-orang yang memiliki kemampaun individu/capability. Walaupun peluang/opportunity membuka jalan untuk melakukan fraud dan insentif dan rasionalisasi dapat menarik orang ke arah itu tapi seseorang harus memiliki kemampuan untuk melihat celah melakukan fraud sebagai kesempatan dan untuk mengambil keuntungan dari itu, tidak hanya sekali, tetapi terus menerus. Dengan demikian, fraud itu terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukannya, tekanan dan rasionalisasi yang membuat orang mau melakukannya dan kemampuan individu.
Pada intinya fraud diamond adalah alasan seseorang yang melakukan fraud karena adanya kesempatan, tekanan dan rasionalitas yang ketiga alasan tersebut dapat terjadi jika seseorang memiliki kemampuan (capability). Fraud Diamond ini yang dapat menjadi alasan seseorang yang melakukan kecurangan terhadap laporan keuangan (fianancial statement).


FRAUD CROWE PENTAGON




Sesuai dengan perkembangan zaman teori fraud juga mengikuti perubahan. Dari awal Cressey mencetuskan teori Fraud Triangle dengan 3 hal yang mendukung terjadinya fraud, kemudian menjadi Fraud Diamond dengan ditambah 1 faktor lagi yaitu capability dan yang terbaru dewasa ini adalah “Fraud Crowe Pentagon” . Kondisi perusahaan yang kini semakin berkembang dan kompleks dibanding dulu, serta para pelaku fraud yang kini lebih cerdik dan mampu mengakses berbagai informasi perusahaan. Hal ini menyebabkan teori fraud perlu dikembangkan dari fraud triangle menjadi fraud pentagon. 5 elemen dalam fraud pentagon adalah pressure, opportunity, rationalization, competence/capability, and arrogance.
Berikut penjelasannya :


     ·                     Pressure
Pressure adalah sebuah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.
      ·                     Opportunity
Opportunity  adalah peluang / kesempatan yang dapat kita pahami sebagai situasi dan kondisi yang ada pada setiap orang atau individu. Situasi dan kondisi tersebut memungkinkan seseorang bisa berbuat atau melakukan kegiatan yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang
Rasionalisasi
Rasionalisasi dapat diartikan sebagai tindakan yang mencari alasan pembenaran oleh orang-orangyang merasa dirinya terjebak dalam suatu keadaan yang buruk. Pelaku akan mencarialasan untuk membenarkan kejahatan untuk dirinya agar tindakan yang sudahdilakukannya dapat diterima oleh masyarakat.Menurut Spillane (2003), rasionalisasi adalah sebuah gaya hidup dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan prinsip yang menyatukan, secara tidak langsung rasionalisasi menyediakan cara untuk membenarkan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan keadaan yang ada.
     ·                     Capability/Competency
Dalam kenyataannya ternyata ada satu faktor lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu Individual capability. Individual capability adalah sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan.Competence merupakan perkembangan dari elemen opportunity yaitu kemampuan individu untuk mengesampingkan internal control dan mengontrolnya sesuai dengan kedudukan sosialnya untuk kepentingan pribadinya.
      ·                     Arrogance
Arrogance adalah sikap superioritas dan keserakahan dalam sebagian dirinya yang menganggap bahwa kebijakan dan prosedur perusahaan sederhananya tidak berlaku secara pribadi. Dengan sifat seperti ini, seseorang dapat melakukan kecurangan dengan mudah karna merasa/menganggap dirinya paling unggul diantara yang lain dan menganggap kebijakan tidak berlaku untuknya.

Teori GONE



Teori Gone merupakan teori yang dikemukakan oleh Bologna pada tahun 1999. Dalam teori ini terdapat empat faktor yang mendorong terjadinya fraud, yaitu :
1.    Greed (keserakahan), berkaitan dengan keserakahan potensial.
2.   Opportunity (Kesempatan), berkaitan dengan keadaan dalam organisasi yang terbuka sehingga dapat membuka kesempatan untuk melakukan kecurangan.
3.      Need (Kebutuhan), adalah suatu tuntutan kebutuhan individu yang harus terpenuhi.
4.  Exposure (Pengungkapan), adalah berkaitan dengan kemungkinan diungkapkannya serta sanksi hukum yang menjerat.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa menurut teori Gone kecurangan dapat terjadi dikarenakan adanya keserakahan didalam kekuasaan, adanya peluang untuk melakukan kecurangan, serta karena dihimpit oleh tuntutan hidup, baik berupa tuntutan primer seperti keluarga individu, maupun karena gengsi. Di Indonesia sendiri hukum yang mengatur mengenai kecurangan telah diatur, namun di dalam pelaksanaannya masih banyak berbenturan dengan etika yang sepantasnya tidak dapat dilanggar.

MICE THEORY





“MICE” yang merupakan singkatan dari Money, Ideology, Coercion, dan Ego. Ideologis memberikan motivasi bahwa  bentuk penipuan yang mereka lakukan adalah sesuatu hal yang benar untuk mencapai kebaikan dan konsisten dengan keyakinan mereka ( ideologi ). Pemaksaan terjadi ketika adanya individu yang tidak ingin ikut melakukan penipuan, dan kemudian menjadi whistleblower. Ego juga menjadi motif penipuan, di mana saat seseorang tidak ingin kehilangan reputasi didepan masyarakat ataupun keluarga mereka. Tekanan sosial ini bisa menjadi motifuntuk melakukan tindakan penipuan hanya untuk menjaga ego mereka.

Senin, 03 Juli 2017

analisis e-commerce


E – COMMERCE
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN



DISUSUN OLEH:
Zakiy Giananda P                 (C1C013038)
M. Wisnu Kusuma                (C1C014052)
                                            Widyarini Pangesti   (C1C014062)
Arine Zada Auralia               (C1C014119)



1.  Fabelio ( www.fabelio.com )








Fabelio adalah suatu portal web dalam bidang furnitur yang menghubungkan antara pembeli dan penjual berbagai macam furniture.
Tipe E-Commerce : Tipe E-Commerce Fabelio adalah Business to Cunsomer, karena memberikan fasilitas kepada produsen untuk menjual barangnya kepada konsumen dan memberikan fasilitas kepada konsumen/individu untuk membeli barang dari produsen.
Bisnis modelnya adalah market creator, karena memberikan tempat kepada produsen dan konsumen untuk melakukan jual beli melalui website tersebut.
Sumber pendanaannya adalah dari transaction fee 

2.Alibaba(www.alibaba.com) 



Alibaba adalah adalah salah satu E-Commerce yang besar dan terkenal. E-Commerce ini berasal dari Negara China dan CEO dari Perusahaan ini adalah salah satu orang terkaya di China yang bernama Jack Ma.
Tipe E-Commerce dari Alibaba adalah Business to Cunsomer karena menghubungkan berbagai jenis usaha kecil dan menengah kepada konsumen.
            Bisnis Modelnya adalah market creator karena membuat pangsa pasar bagi para produsen yang tidak memiliki pangsa pasar.
Sumber pendanaanya adalah transaction fee, apabila terjadi transaksi online.

 3.  iHerb ( www.iHerb.com )
  

iHerb adalah pengecer obat secara online yang berpusat di California.
Tipe E-Commerce dari iHerb sendiri adalah Business to Consumer karena iHerb sendiri menjual barang dagangannya langsung kepada konsumen.
Model bisnis dari iHerb adalah E-tailer, karena menjual barang dagangannya secara online khususnya obat-obatan.
Sumber pendanaan dari iHerb sendiri adalah sales revenue, karena e-Commerce ini menjual barang dagangannya langsung ke konsumen.

 4. ColetteLola ( www.colettelola.com )

            ColetteLola adalah suatu portal web dalam bidang dagang yang menghubungkan antara pembeli dan penjual.
            Colettelola.com merupakan e-commerce dengan tipe B2C. Mengapa B2C? karena ColetteLola melakukan bisnis secara langsung kepada konsumennya. Dimana ColetteLola berperan sebagai yang memasarkan/menjual produk atau jasanya sedangkan konsumen tersebut berperan sebagai pembeli.
            Model bisnis ColetteLola adalah market creator, karena memberikan tempat kepada produsen dan konsumen untuk melakukan jual beli melalui website tersebut.
            Sumber pendanaan ColetteLola adalah transaction fee.







5. Amazon ( www.amazon.com )

            Amazon adalah sebuah perusahaan perdagangan elektronik multinasional yang berkantor pusat di Seattle, Washington, Amerika Serikat. Amazon adalah pengecer daring terbesar di dunia.
            Amazon.com merupakan e-commerce dengan model B2C, karena melakukan bisnis secara langsung kepada konsumennya melalu website. Dimana Amazon berperan sebagai yang memasarkan/menjual produk atau jasanya sedangkan konsumen tersebut berperan sebagai pembeli.
            Model bisnis Amazon adalah E-tailer dan Market Creator. Amazon.com melayani konsumennya 24 jam melalui jaringan internet.
            Pendanaan amazon.com adalah perusahaan yang menggunakan diversified revenue model. Pada awalnya Amazon.com berdasarkan pada sales revenue model. Amazon.com saat ini juga sudah menggunakan advertising revenue model, dimana perusahaan bayar biaya iklan terhadap produk tertentu. Amazon.com sekarang ini juga sudah termasuk dalam subscription revenue model, dimana juga menjual majalah dengan pembayaran dimuka (magazine subscriptions). Amazon.com juga termasuk kedalam affiliate revenue model, dimana partner dari Amazon.com dan perusahaan membuat (produce) berbagai macam produk seperti elektronik dan pakaian, menciptakan penjualan dari produk dan menerima persentase dari penjualan produk tersebut.

 6. Nida Rooms ( www.nidarooms.com )

            Nida Rooms adalah pelopor untuk layanan web portal hotel budget bintang tiga kebawah di Indonesia. NIDA Room menawarkan fasilitas yang bisa diakses melalui website dan aplikasi selular di seluruh Indonesia. Melalui konsep web portal hotel budget, NIDA Rooms bakal membantu mitra hotel dalam mengoptimalkan bisnis mereka dengan melengkapinya dengan fasilitas amenities dasar, memberikan pelatihan, melakukan standardisasi dan kemudian menjualnya kepada konsumen dengan harga terbaik.
            Nidarooms.com merupakan e-commerce dengan model C2B, karena Nida Rooms menawarkan berbagai macam hotel kepada konsumen. Hotel - hotel yang ditawarkan oleh Nida Rooms merupakan Mitra kerjasama.
            Model bisnis nidarooms.com adalah e-tailer . Mengapa E-tailer? Karena bergerak dengan memanfaatkan jaringan internet sehingga dapat berbelanja 24 jam dan dengan menyediakan harga yang murah dibandingkan menyewa langsung melalui hotel terkait.
            Pendanaan nidarooms.com adalah sales. Karena nidarooms menawarkan kamar dari mitra kerjasama kepada konsumen.

7. Mcdelivery ( www.mcdelivery.co.id )

Mcdelivery adalah kemudahan dalam pesan antar menu favoritmu di mc donald, waktu pengiriman sekitar 20-30 menit.
Tipe e-commerce mcdelivey adalah Business-to-Consumer (B2C)yaitu model E-Commerce dimana proses bisnis dijalankan dari pebisnis/perusahaan langsung pada customer.
Bisnis modelnya adalah E-Tailer yaitu kegiatan retail yang dilakukan memanfaatkan jaringan internetuntuk mengorganisasikan produk yang akandijual dalam bentuk katalog produk yang di tempatkan pada halaman website. Model bisnis e-tailernya adalah click and mortar karena menjalankan bisnisnya secara offline dan online.
Pendapatan diperoleh dari sales revenue, suatu model yangmengandalkan proses jual beli.


8. Melisssa ( www.shopmelissa.com )

Melissa adalah perusahaan yang menjual jelly shoes dengan model-model yang uptode sesuai dengan perkembangan jaman.
Tipe e-commerce: Business to consumer (B2C) yaitu memasarkan produknya melalui bisnis online mencari untuk menjangkau konsumen individual tanpa melibatkan perantara seperti distributor, pedagang grosir dan lainnya.
Bisnis model: E-Tailer, Kegiatan retail yang dilakukan memanfaatkan jaringan internet sehingga konsumen tidak perlu keluar rumah dan dapat berbelanja 24 jam.
Pendapatan yang diperoleh berasal dari Sales revenue model. Business model jenis ini mengandalkan proses jual beli yang murni  karena mereka tidak merima pendapatan dari iklan atau lain sebagainya.

9. Victoria secret ( www.victoriassecret.com )

Victoria secret adalah perusahaan yang menjual pakaian dalam wanita dan berfokus pada barang yang memiliki kategori terbatas, toko ini juga menyediakan pelayanan yang sangat baik.
Tipe e-commerce: business to consumer b2c  yaitu memasarkan produknya melalui bisnis online mencari untuk menjangkau konsumen individual tanpa melibatkan perantara seperti distributor, pedagang grosir dan lainnya. Tipe ini berarti hanya terdapat satu penjual.
Bisnis modelnya adalah E-Tailer yaitu toko online memanfaatkan jaringan internet yang retail,  dengan menyediakan katalog langsung online dari perusahaan dengan harga produk yang lebih murah dibanding membeli di toko.
Pendapatan hanya diperoleh dariSales revenue model yaitu jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualan produk yang berkualitas dan limited edition.
10. Joox ( www.joox.com/id/en/ )

            Tipe sistem transaksi yang dipakai oleh joox adalah Business to Consumers (B2C). Joox menggunakan sistem B2C karena melakukan bisnis secara langsung kepada konsumennya. Dimana joox berperan sebagai yang memasarkan/menjual produk atau jasanya sedangkan konsumen tersebut berperan sebagai pembeli/ yang menggunakan aplikasi tersebut. Joox ini merupakan perusahaan yang memberikan pelayanan di bidang musik dan joox ini melakukan premium.
            Sumber pendapatan yang diperoleh oleh Joox adalah Advertising Revenue Models, Subsibscripton Revenue Models, dan Free/Freemium Revenue Models. Joox merupakan suatu situs yang bisa diakses gratis oleh umum namun untuk dapat mengakses konten yang premium dikenakan biaya. Hal tersebut membuat para penggunanya untuk membayar musik dengan berlangganan supaya dapat mendownload lagu premium. Joox memperoleh pendapatan dari pengguna yang streaming musik, berlangganan, dan iklan yang ada dalam aplikasi Joox itu sendiri.



11. Erafone ( www.erafone.com )

            Sistem transaksi yang digunakan oleh erofone yaitu Business to Consumers (B2C)karena erofene ini melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Erafone ini memudahkan konsumen unuk memenuhi kebutuhan elektronik. Transaksi ini dilakukan secara online.
            Model bisnis yang digunakan adalah E-tailer. Karena erafone bekerja sama dengan berbagai produsen gadget dan juga erafone ini berperan sebagai distributor resmi. Disini eraone menjual barang langsung ke konsumen dengan situs jual belinya. Pada situs ini sudah terdapat prosedur-prosedur pembelian yang lengkap.
            Sumber pendapatan yang diperoleh erafone adalah Sales Revenue Model, Affiliate Revenue Model, dan Advertising Revenue Model. Pendapatan erafone diperoleh dari penjualan langsung ke konsumen dari web mereka. Di web mereka juga terdapat iklan yang bisa dijadikan pendapatanya dan kerjasama dengan pihak penyedia barang atau modal untuk dijual di web erafone.




            Sistem transaksi yang digunakan oleh citilink adalah Business to Consumers (B2C). karena Citilink melakukan penjualan langsung kepada konsumennya.
            Model bisnis yang digunakan adalah E-tailer. Citilink menjual langsung produk ke konsumen secara online. Situs citilink ini dapat diakses dengan menggunakan aplikasi iOS, Android, Windows phone, Blackberry, dan pengguna internet.
            Sumber pendapatan yang diperoleh citilink adalah Sales Revenue Model, Affiliate Revenue Model, dan Advertising Revenue Model. Pendapatan citilink diperoleh dari penjualan tiket. Dan juga diperoleh dari afiliasi dan iklan yang ada di situs mereka yang bekerja sama dengan pihak kedua.

The deference of fraud tree old and new

Fraud Tree AFCE menggambarkan skema atau diagram tentang jenis-jenis fraud dan/atau korupsi dengan nama Fraud Tree. Fraud Tree memberikan ...